29.4.07

SPiderman-3


Penaklukan Diri Sendiri
DIRI SENDIRI. Ya, diri sendirilah musuh terbesar dalam hidup manusia. Bukan monster berkuatan mahadahsyat atau kawan seiring yang menggunting dalam lipatan.

Namun keberanian membuka mata hati dan kesediaan berdamai dengan diri sendiri. Itulah yang menumbuhkan kesadaran bahwa kekuatan sejati adalah permaafan pada diri sendiri dan orang lain.
Pesan pintar itulah yang disodorkan film Spiderman 3. Sam Raimi masih dipercaya membesut kisah manusia laba-laba dari komik legendaris Marvel Comics karya Stan Lee dan Steve Ditko itu.

Sang sutradara yang juga menulis naskah film ini masih pandai menyajikan pesan kebajikan ke para penikmat. Dia mampu menghadirkan cerita secara membumi.
Kisah masih berpusat pada soal keseharian hubungan kasih Peter Parker (Tobey Maguire) dan MJ Watson (Kisrten Dunst). Film yang akan beredar secara seretak di dunia mulai 4 Mei ini disesaki adegan laga dengan teknik animasi sempurna. Efek visual khusus yang dikerjakan Sony Pictures Imageworks Inc bakal memperkaya pencecapan penonton.

Apalagi didukung desain kostum yang dikerjakan peraih tiga kali piala Oscar, James Acheson, lewat film The Last Emperor, Dangerous Liaisons, dan Restoration. Maka, makin lengkaplah prasyarat bagi film ini untuk mengulang kesuksesan dua sekuel sebelumnya.
Konflik melingkar pada hubungan Peter Parker, MJ Watson, dan Harry (James Franco). Konsentrasi Peter terbelah saat sang kekasih membutuhkan perhatian lebih.
Padahal Harry, yang punya dendam terselubung pada Siperman karena sang ayah mati akibat ulah manusia laba-laba itu, membuka hati pada MJ.

Pada saat bersamaan muncul Flint Marko alias Sandman (Thomas Haden Church). Penjahat kelas teri yang sejatinya orang baik, tetapi bernasib buruk, itu terjebak eksperimen keliru. Tanpa menyadari, DNA-nya melebur menjadi pasir. Jika terkena unsur pasir, dia berubah ukuran dan wujud sebagai manusia pasir.
Di antara perselisihan Peter dan MJ plus Harry, yang diam-diam menginginkan Peter mati, Spiderman terjangkit sindrom akut. Dia jadi lebih atraktif, agresif, dan berkekuatan mahadahsyat dalam wujud laba-laba hitam.

Peter ingin melepaskan diri dari kekuatan jahat itu. Dia memutuskan menghancurkan kostumnya. Namun, tanpa sepengetahuan dia, Eddie Brock (Topher Grace), teman sekantor yang mendendam, malah terjangkit sindrom itu. Eddie pun berubah wujud menjadi Venom.
Kini, Spiderman mesti menghadapi persengkongkolan jahat. Dia harus menyelamatkan warga New York dari teror Sandman dan Venom. Dia juga menghadapi tikaman Harry serta berisiko kehilangan MJ.
Konflik mengalir dalam balutan dialog bernas cerdas tentang kekuatan memaafkan diri sendiri dan orang lain. Namun akhirnya persoalan pun terpecahkan. Ternyata kekuatan superpower bukan solusi. Penaklukan diri sendirilah yang jadi kunci. (Benny Benke-53)

4 comments:

  1. aku yakin Spiderman 3 bakalan mengulang sukses kayak di sekuel yang lain...spiderman cepatan ke indonesia aku kangen ni pingin nonton kamu

    ReplyDelete
  2. spiderman memang superhero yang selalu bikin heboh disetiap kehadirannya.... siap2 ngantri tiket neeh!

    ReplyDelete
  3. yang masih bujang, tentunya, tak mau ketinggalan ngantri di bioskop...
    buat yang dah punya baby baby kayak gue,....
    mungkin duitnya buat beli susu aja ya.............

    ReplyDelete